IKTERUS NEONATORUM

Kamis, 14 Februari 2013



PENGERTIAN
Ikterus adalah warna kuning yang tampak pada kulit dan mukosa karena peningkatan bilirubin. Biasanya mulai tampak pada kadar bilirubin serum > 5 mg/dL.

IKTERUS FISIOLOGIS
·         Ikterus baru terlihat pada hari ke 2-3, biasanya mencapai puncaknya antara  hari ke 2-4 dan menurun kembali dalam minggu pertama setelah lahir
·         Kadar bilirubin indirec tidak melebihi 10mg/dL pada neonatus cukup bulan dan 12 mg/dL untuk neonatus lebih bulan
·         Kecepatan Peningkatan kadar bilirubin serum tidak melebihi 5mg/dL perhari
IKTERUS PATOLOGIS

·         Ikterus klinis terjadi pada 24 jam pertama kehidupan
·         Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5mg/dL atau lebih setiap 24 jam
·         Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas darah, defisiensi G6PD, atau sepsis)
·         Kadar bilirubin direc < 2mg/dL
·         Ikterus yang disertai oleh:      
Berat lahir <2000 gram
Asfiksia, hipoksia
Infeksi
Trauma lahir pada kepala
Hipoglikemia, hiperkarbia
Hiperosmolaritas darah
·         Ikterus klinis yang menetap setelah bayi berusia >8 hari (padaNCB) atau >14 hari (pada NKB).
·         Bilirubin total/indirek untuk bayi cukup bulan > 13 mg/dL atau bayi kurang bulan >10 mg/dL

Penilaian ikterus berdasarkan kremer :
·         Derajat I          :apabila warna kuning dari kepala sampai leher
·         Derajat II        :apabila warna kuning dari kepala, badan sampai dengan umbilikus
·         Derajat III       :apabila warna kuning dari kepala, badan, paha , sampai dengan lutut
·         Derajat IV       :apabila warna kuning dari kepala, badan, ekstremitas sampai dengan pergelangan tangan dan kaki
·         Derajat V        :apabila warna kuning dari kepala, badan, semua ekstremitas sampai dengan ujung jari

Efek Hiperbilirubinemia
Ikterus neonatorum yang berat dan tidak ditata laksana dengan benar dapat menimbulkan komplikasi ensefalopati bilirubin. Hal ini terjadi akibat terikatnya asam bilirubin bebas dengan lipid dinding sel neuron di ganglia basal, batang otak dan serebelum yang menyebabkan kematian sel. Pada bayi dengan sepsis, hipoksia dan asfiksia bisa menyebabkan kerusakan pada sawar darah otak. Dengan adanya ikterus, bilirubin yang terikat ke albumin plasma bisa masuk ke dalam cairan ekstraselular. Sejauh ini hubungan antara peningkatan kadar bilirubin serum dengan ensefalopati bilirubin belum diketahui. Tetapi belum ada studi yang mendapatkan nilai spesifik bilirubin total serum pada bayi cukup bulan dengan hiperbilirubinemia non hemolitik yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pada kecerdasan atau kerusakan neurologik yang disebabkannya.

Penatalaksanaan
1.      Foto terapi
Cara kerja terapi sinar adalah dengan mengubah bilirubin menjadi bentuk yang larut dalam air untuk dieksresikan melalui empedu atau urin. Ketika bilirubin mengabsorbsi cahaya, terjadi reaksi foto kimia yaitu isomerisasi. Juga terdapat konversi ireversibel menjadi isomer kimia lainnya bernama lumirubin yang dengan cepat dibersihkan dari plasma melalui empedu. Lumirubin adalah produk terbanyak degradasi bilirubin akibat terapi sinar pada manusia. Sejumlah kecil bilirubin plasma tak terkonjugasi diubah oleh cahaya menjadi dipyrole yang diekskresikan lewat urin. Foto isomer bilirubin lebih polar dibandingkan bentuk asalnya dan secara langsung bisa dieksreksikan melalui empedu. Hanya produk foto oksidan saja yang bisa diekskresikan lewat urin.
Komplikasi

Kelainan
Mekanisme yang mungkin terjadi
Bronze baby syndrome
Berkurangnya ekskresi hepatik hasil penyinaran bilirubin
Diare
Bilirubin indirek menghambat laktase
Hemolisis
Fotosensitivitas mengganggu sirkulasi eritrosit
Dehidrasi
Bertambahnya Insensible Water Loss (30-100%) karena menyerap energi foton
Ruam kulit
Gangguan fotosensitasi terhadap sel mast kulit dengan pelepasan histamin

2.      Tranfusi tukar
·         Dilakukan apabila setelah fototerapi tidak ada perbaikan kadar bilirubin
·         Kadar bilirubin > 20mg/dL
Komplikasi tranfusi tukar
·         Vaskular: emboli udara atau trombus, trombosis
·         Kelainan jantung: aritmia, overload, henti jantung
·         Gangguan elektrolit: hipo/hiperkalsemia, hipernatremia, asidosis
·         Koagulasi: trombositopenia, heparinisasi berlebih
·         Infeksi: bakteremia, hepatitis virus, sitomegalik, enterokolitis nekrotikan
·         Lain-lain: hipotermia, hipoglikemia

0 komentar:

Posting Komentar