toksisitas propanolol

Selasa, 27 Desember 2011

A. Efek Samping Propanolol
·         Jantung: bradikradi, gagal jantung kongestif, penurunan sirkulasi perifer, hipotensi, sakit dada, kontraksi miokardial, raynaud’s syndrom, menseterik trombosis, syncope.
·         SSP: depresi mental, amnesia, halusinasi, dizziness, insomia, vertigo, psikosis, hypersomnolence dan fatique.
·         Dermatologi: alopesia, dermatitis, hiperkeratosis, pruritis, urtikaria, sindrom stevens-johnson , fuxil epiderma necrolysis.
·         Gastrointestinal: diare, muntah, mual, konstipasi dan anoreksia.
·         Genitourinaria: Impoten, proteinuria, oligouria, interstitial nephritis, peyroie’s disease.
·         Hematologi: agraniulositosis trombositopenia, trombositopenia purpura.
·         Neuromuskular: rasa lemah, carpal tunnel syndrome, paresthesis, arthropathy.
·         Mata:  Konjugasi hyperemis, penurunan produki air mata,penurunan penglihatan.
·         Pernapasan: mengik, faringitis, bronkospamus,udem pulmonary, laryngospasmus.
·         Terhadap Kehamilan :
ü  Faktor risiko propranolol menembus plasenta.
ü  Beta bloker dapat menyebabkan bradicardi, hipotensi, dan IUGR (Intra Uterine Growth Retardation). IUGR adalah kemungkinan terjadi hypertensi marternal, kejadian rata-rata beta bloker secara umum aman digunakan selama kehamilan.
·         Terhadap Ibu Menyusui :
ü  Masuk ke dalam ASI.
ü  Kejadian hypoglikemi pada bayi baru lahir dilaporkan terjadi pada ibu yang menggunakan beta bloker pada proses kelahiran atau selama menyusui.

B. Interaksi Dengan Obat Lain
·         Efek sitokrom P450 : CYP1A2 (Mayor), 2C19 (Minor), 2D6 (Mayor), 344(Minor),inhibitor CYP1A2 2D6.
·         Menaikkan efek/toksik:
ü  CYP1A2 inhibitor dapat menaikkan efek dari propranolol. Contoh inhibitor amiodaron, ketokenazol, fluroxamine, norfloksasin, ofloksasin dan rofekoksib.
ü  CYP2D6 inhibitor dapat menaikkan efek dari propranolol. Contoh inhibitor  klorpromazin, delavirdin, fluoksetin,    mikonazol, kuinidin, kuinin, rifonavir, pergoide.
ü  Reserpin menaikkan efek dari propranolol. Penggunaan bersama propranolol dapat menaikkan efek alfa bloker (prazosin,terazosin), stimulan alfa adrenergik (epinefrin, penilefrin) dan efek vaksokontriksi dari alkaloid ergot.
ü  Propranolol dapat menutupi takikardia dan hipoglikemi karena insulin dan oral hipoglikemi. Pasien yang mendapatkan terapi bersamaan, risiko krisis hipertensi meningkat ketika salah satu dari beta bloker dihentikan.
ü  Propranolol menurunkan denyut jantung dan bersifat adisi dengan obat lain yaitu konduktor AV rendah (digoksin, verapamil, diltiazem).
ü  Propranolol dapat menaikkan bioavalibilitas dari serotonin agonis reseptor  5-HT1D, propranolol dapat menurunkan metabolisme dari lidokain.
ü  Beta bloker dapat menaikkan efek dari kontrasepsi oral, flekainida, haloperidol (efek hipotensi),simetidin,hidralazin, fenotiazin, hormon tiroid (ketika pasien hipotiroid masuk dalam keadaan euthyroid).
ü  Beta bloker dapat menaikkan efek toksik dari flekainid, haloperidol (efek hipotensi) hidralazin, fenotiazin, asetaminofen, antikoagulan (warfarin) dan benzodiazepin.
·         Menurunkan efek obat :
ü  induktor CYP1A2 dapat menurunkan efek dari propranolol. Contoh inductor aminoglutethimide, karbamazepin, fenobarbital dan rifampisin.
ü  Garam Aluminium, kalsium, kolestiramin, kolestipol, anti inflamasi non steroid, penisilin (ampisilin), salisilat dan sulfinpirazon menurunkan efek dari ß bloker dan juga menurunkan bioavalibilitas dan level plasma.
ü  ß bloker dapat menurunkan efek dari sulfonilurea.
ü  Asam askorbat menurunkan konsentrasi plasma maksimum propranolol dan AUC dan menaikkan T max, hasil  penurunan signifikan terjadi pada kecepatan denyut jantung. kemungkinan karena ada penurunan absorbsi dan first past metabolisme
ü  Nefazodone menurunkan kadar plasma maksimal dan AUC dari propranolol dan menaikkan waktu mencapai steady state.

C.     Parameter Monitoring
Pengobatan penderita penyakit jantung akut, monitoring EKG pada pengambilan secara IV, denyut jantung dan tekanan darah dengan pemberian secara oral.

D.    Peringatan 
·         Berikan dengan perhatian pada pasien gagal jantung parah dan monitor jika terjadi keparahan kondisi (efikasi propranolol pada pasien gagal jantung kongestif tidak diketahui). Terapi dengan beta bloker tidak boleh dihentikan tiba-tiba, harus dilakukan bertahap (selama 2 minggu) untuk menghindari takikardia akut, hipertensi dan/atau iskemia. Gunakan dengan perhatian pada penggunaan bersama dengan beta bloker dan verapamil atau diltiazem, karena bradikardia atau blok jantung dapat terjadi. Hindari penggunaan secara intravena kedua agen ini bersamaan.
·         Gunakan perhatian pada pasien diabetes karena dapat menutupi gejala hipoglikemi parah. Dapat menutupi tanda-tanda tirotoksikosis. Berisiko untuk janin jika diberikan selama kehamilan.
·         Gunakan perhatian untuk pasien dengan gangguan fungsi hati (harus dilakukan penyesuaian dosis).
·         Gunakan dengan hati-hati pada penggunaan bersama dengan anastetik karena dapat menurunkan fungsi jantung.
·         Propranolol tidak bisa digunakan sebagai antihipertensi pada keadaan emergensi.