Cairan Serebrospinalis
Cairan
serebrospinalis adalah cairan jernih yang mengisi ruang subarachnoid.
Cairanserebrospinalis juga terdapat dalam system ventrikel dan medulla
spinalis. Seluruh ruangyang melingkupi otak dan medulla spinalis memiliki
volume kira-kira 1600 sampai 1700 mldan sekitar 150 ml dari volume ini
ditempati oleh cairan serebrospinalis dan sisanya oleh otak dan medulla.
Dari 150 ml ini, 125 ml di intracranial. Ventrikel mengandung 25 ml ( sebagian
besar di ventrikel lateral ) dan 100 ml sisanya di ruang subarachnoid yang
mengelilingi otak dan medulla spinalis
Fungsi Cairan Serebrospinalis
Fungsi
utama cairan serebrospinalis adalah untuk melindungi otak dalam kubahnya
yangpadat. Otak dan cairan serebrospinalis memiliki gaya berat spesifik yang
kurang lebih sama (hanya berbeda sekitar 4% ), sehingga otak terapung dalam
liquor. Oleh karena itu, benturanpada kepala yang tidak terlalu keras akan
menggerakkan seluruh otak dan tengkorak secaraserentak
menyebabkan tidak satu bagian pun dari otak yang berubah bentuk akibat adanyabenturan
tersebut.
Pembentukan,
aliran, dan absorpsi cairan cerebrospinalis
Cairan
serebrospinalis terdiri dari air, elektrolit, gas oksigen, beberapa leukosit (
terutamalimfosit ) dan sedikit protein. Cairan ini berbeda dari cairan
ekstraseluler lainnya karenacairan ini mengandung kadar natrium dan klorida
yang lebih tinggi sedangkan kadar glukosadan kaliumnya lebih rendah.Dalam
cairan serebrospinalis normal mengandung lebih dari 5 WBC per mm3. pada
orangdewasa dan 20 WBC per mm3 pada bayi yang baru lahir. Pada hitung jenis
leukosit tampak pada CSS orang dewasa terdiri dari kurang lebih 70%
limfosit dan 30% monosit. Kadang-kadang eosinofil atau polimorfonukleosit ( PMN
) terdapat dalam CSS normal. Konsentrasiprotein normal pada bayi yang baru
lahir tidak lebih dari 150 mg per dL ( 1,5 g/L ).Sedangkan pada orang dewasa
antara 18-58 mg per dL (0,18 –
0,58 g/L)
yang dicapai mulaiumur 6-12 bulan. Kadar glukosa CSS sekitar 2/3 dari serum
glukosa pada dewasa normal.Rasio ini berkurang dengan meningkatnya level serum
glukosa. Level glukosa CSS biasanyatidak lebih dari 300 mg/dL ( 16,7 mmol/L )
berapapun level serum glukosa. Pada bayi,glukosa CSS lebih bervariasi daripada
orang dewasa dan rasio glukosa CSS dengan serumbiasanya lebih tinggi dari orang
dewasa.CSS disekresi dengan kecepatan 0,35 – 0,40 ml/menit yang
berarti normalnya, 50% dari totalCSS digantikan setiap lima sampai enam jam.
CSS diproduksi oleh suatu sel epitel khususpada dinding dari keempat ventrikel
disebut pleksus koroideus. Mungkin dua pertiga ataulebih dari cairan ini
berasal dari sekresi pleksus koroideus pada keempat ventrikel terutamapada
ventrikel lateral. Dan selebihnya disekresikan oleh permukaan ependim dari
ventrikeldan membran arachnoid dan sebagian kecil berasal dari otak itu sendiri
melalui ruangperivaskuler yang mengelilingi pembuluh darah yang masuk ke dalam
otak
Setelah
diproduksi di plekus koroideus ventrikel lateral, CSS mengalir dari kedua
ventrikellateral ke ventrikel ketiga melalui foramen interventrikulare dan
melalui aquaductus cerebrimenuju ventrikel ke empat. Liquor ini kemudian keluar
dari ventrikel keempat melalui tigapintu kecil, dua foramina luschka di lateral
dan satu foramina Magendie ditengah, memasukisisterna magna yaitu sebuah ruang cairan
yang besar yang terletak dibelakang medulla dandibawah serebellum. Sisterna
magna berhubungan dengan ruang subarachnoid yangmengelilingi seluruh otak dan
medulla spinalis. Hampir seluar CSS kemudian mengalir keatas dari sisterna
magna melalui ruang subarachnoid yang mengelilingi serebrum. Dari siniCSS
mengalir ke dalam viri arachnoid multiple yang menyalurkannya ke dalam
sinusvenosus yang lain pada serebrum. Akhirnya, CSS tersebut direabsorpsi ke
dalam darah venamelalui permukaan vili-vili ini.
Arah sirkulasi : ventrikel lateral → foramen
interventrikulare ( Foramen Monroe )
→ ventrikel ketiga → aquaductus cerebri (Sylvii)
→ ventrikel keempat →satu foramen Magendie + dua foramen Luschka yang terdapat dalam ventrikel keempat → ruang subarachnoid → vili arachnoidalis
Sekresi
Pleksus KoroideusPleksus koroideus
merupakan
pertumbuhan pembuluh darah yang dilapisi oleh selapis tipissel epitel. Pleksus
ini menjorok ke dalam cornu temporal dari setiap ventrikel lateral,
bagianposterior ventrikel ketiga dan atap ventrikel keempat. Sekresi oleh pleksus koroideus terutama
tergantung pada transport aktif dari ion natrium melewati sel epitel yang
membatasibagian luar pleksus.
Absorpsi Cairan Cerebrospinalis
Vili
arachnoidalis secara makroskopis adalah penonjolan seperti jari dari membran
arachnoidke dalam dinding sinus venosus. Kumpulan besar vili-vili ini biasanya
ditemukan bersama-sama dan membentuk struktur makroskopis yang disebut granula
arachnoid yang terlihatmenonjol ke dalam sinus. Dengan menggunakan mikroskopik
elektron terlihat bahwa viliditutupi oleh sel endotel yang memiliki
lubang-lubang vesikuler besar yang langsungmenembus badan sel dimana lubang ini
menyebabkan aliran yang relatig bebas dari CSS,molekul protein, dan bahkan
partikel-partikel sebesar eritrosit dan lekosit ke dalam darahvena.
Tekanan Cairan Cerebrospinalis
Tekanan
normal dari sistem CSS ketika seseorang berbaring pada posisi horisontal
rata-rata130 mmH2O ( 10 mmHg ) meskipun serendah 65 mmH2O atau setinggi 195
mmH2O pada orang normal. Secara
normal CSS hampir seluruhnya diatur oleh absorpsi cairan melalui
viliarachnoidalis. Dengan alasan bahwa kecepatan normal pembentukan CSS
bersifat konstan,sehingga dalam pengaturan tekanan jarang terjadi faktor
perubahan dalam pembentukancairan. Sebaliknya vili berfngsi seperti katup yang
memungkinkan cairan dan isinya mengalirke dalam darah dalam sinus venosus dan
tidak memungkinkan aliran sebalikanya.
Patofisiologi
Pada prinsipnya hidrosefalus terjadi
sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara produksi, obstruksi dan absorpsi
dari CSS. Adapun keadaan-keadaan yang dapat mengakibatkan terjadinya
ketidakseimbangan tersebut adalah:1,4,5
a. Produksi CSS yang berlebihan
Ini merupakan penyebab hidrosefalus
yang jarang terjadi. Penyebab tersering adalah papiloma pleksus khoroideus,
hidrosefalus jenis ini dapat disembuhkan.
b. Obstruksi aliran CSS
Sebagian besar kasus hidrosefalus
termasuk dalam kategori ini. Obstruksi dapat terjadi di dalam atau di luar
sistem ventrikel. Obstruksi dapat disebabkan beberapa kelainan seperti:
perdarahan subarakhnoid post trauma atau meningitis, dimana pada kedua proses
tersebut terjadi inflamasi dan eksudasi yang mengakibatkan sumbatan pada
akuaduktus Sylvius atau foramina pada ventrikel IV. Stenosis pada aquaductus
merupakan manifestasi anomali kongenital yang paling sering. Stenosis pada
aquaductus silvii juga bisa terjadi setelah lahir akibat infeksi atau
perdarahan sehingga dapat pula dikategorikan kelainan yang didapat. Sisterna
basalis juga dapat tersumbat oleh proses arakhnoiditis yang mengakibatkan
hambatan dari aliran CSS. Tumor fossa posterior juga dapat menekan dari arah
belakang yang mengakibatkan arteri basiliaris dapat menimbulkan obstruksi
secara intermiten, dimana obstruksi tersebut berhubungan dengan pulsasi arteri
yang bersangkutan.
c. Absorpsi CSS berkurang
Kerusakan vili arakhnoidalis dapat
mengakibatkan gangguan absorpsi CSS, yang selanjutnya menyebabkan penimbunan
CSS. Keadaan-keadaan yang dapat menimbulkan kejadian tersebut adalah: post
meningitis, post perdarahan subarachnoid, kadar protein CSS yang sangat tinggi
Gejala
Klinis
Bayi:
Pada bayi,
kepala dengan mudah membesar sehingga akan didapatkan gejala :
Kepala makin membesar
Veba-vena kepala prominen
Ubun-ubun melebar dan tegang
Sutura melebar
Cracked-pot sign, yaitu bunyi seperti pot kembang
yang retak atau buah semangka pada perkusi kepala
Perkembangan motorik terlambat
Perkembangan mental terlambat
Tonus otot meningkat, hiperrefleksi (refleks lutut/akiles)
Cerebral cry, yaitu tangisan pendek, bernada tinggi dan
bergetar
Nistagmus horisontal
Sunset phenomena, yaitu bola mata terdorong ke
bawah oleh tekanan dan penipisan tulang tulang supraorbita, sklera tampak di
atas iris, sehingga iris seakan-akan seperti matahari yang akan terbenam.
Anak:
Bila sutura kranialis sudah menutup, terjadi tanda-tanda kenaikan tekanan
intrakranial
Muntah proyektil
Nyeri kepala
Kejang
Kesadaran menurun
Papiledema
Pada
dewasa gejala yang paling sering dijumpai adalah nyeri kepala. Sementara itu gangguan
visus, gangguan motorik/berjalan, dan kejang terjadi pada 1/3 kasus
hidrosefalus pada usia dewasa. Pemeriksaan neurologik pada umumnya tidak
menunjukkan kelainan, kecuali adanya edema papil dan/atau adanya paralisis
n.abdusens.
Faktor risiko hidrosefalus
Idiopatik
Meningitis
Cidera kepala
Tumor otak
Komplikasi yang berhubungan dengan prematuritas:
Perdarahan
intraventrikuler
Perdarahan
subarachnoid
Infeksi selama
pertumbuhan fetus (toksoplasmosis, CMV, rubella)
Genetik, anomali struktural, dan defek pada neural tube
Stenosis
aquaductus
Spina bifida
Malformasi
Chiari II
Mielomeningokel
Klasifikasi
1. Menurut gambaran klinis dikenal hidrosefalus yang
manifes (overt hydrocephalsus) dan hydrocephalus yang tersembunyi (occult
hydrocephalus). Hidrosefalus yang tampak jelas dengan tanda-tanda klinis
yang nyata disebut hidrosefalus manifest. Sementara itu hidrosefalus dengan
ukuran kepala yang normal disebut sebagai hidrosefalus tersembunyi.
2. Menurut waktu pembentukannya, dikenal hidrosefalus
kongenital dan hidrosefalus akuisita. Hidrosefalus yang terjadi selama masa
neonatus atau yang berkembang intrauterin disebut hidrosefalus congenital.
Hidrosefalus yang terjadi karena cidera kepala selama proses kelahiran disebut
hidrosefalus infantil. Hidrosefalus akuisita adalah hidrosefalus yang terjadi
setelah masa neonatus atau disebabkan oleh faktor-faktor lain setelah masa
neonatus.
3. Menurut proses terbentuknya dikenal hidrosefalus
akut dan kronik. Hidrosefalus akut adalah hidrosefalus yang terjadi secara
mendadak sebagai akibat obstruksi atau gangguan obstruksi CSS. Disebut kronik
apabila perkembangan hidrosefalus terjadi setelah CSS mengalami obstruksi
beberapa minggu.
4. Menurut sirkulasi CSS dikenal hidrosefalus
komunikans dan hidrosefalus non-komunikans. Hidrosefalus non-komunikans berarti
CSS dalam sistem ventrikel tidak berhubungan dengan CSS ruang subarachnoid,
misalnya bila terjadi obstruksi pada salah satu saluran dalam aliran CSS.
Hidrosefalus komunikans adalah hidrosefalus yang memperlihatkan adanya hubungan
antara CSS sistem vetrikulus dan CSS dari ruang subarachnoid misalnya bila
penyerapan CSS dalam vili arachnoid terhambat.
5. Pseudohidrosefalus dan hidrosefalus tekanan normal
(normal pressure hydrocephalus-NPH). Pseudohidrosefalus adalah disproporsi
kepala dan badan bayi. Kepala bayi tumbuh cepat selama bulan kedua hingga bulan
kedelapan. Sesudah itu disproporsinya berkurang dan kemudian menghilang sebelum
berumur 3 tahun.
Seseorang bisa
didiagnosa mengalami NPH jika ventrikel otak mengalami dilatasi namun tidak
terjadi peningkatan tekanan dalam ventrikel. Biasanya dialami oleh pasien usia
lanjut, dan sebagian besar disebabkan oleh aliran CSS yang terganggu dan compliance
otak yang tidak normal. Terdapat trias gejala yakni gangguan mental
(dementia), b).gangguan koordinasi (ataksia), dan c).gangguan kencing (inkontinentia
urin). Pada dewasa dapat timbul NPH akibat dari perdarahan subarachnoid,
meningitis, trauma kepala, dan idiopatik
Terdapat
pula hidrosefalus ex vacuo yakni terjadi peningkatan volume CSS tanpa
diikuti peningkatan tekanan dalam CSS yang disebabkan oleh berkurangnya massa
otak, misalnya pada penyakit Alzheimer.5 Jadi merupakan penggantian
kompensatorik oleh cairan serebrospinal terhadap volume jaringan yang hilang
pada atrofi otak. Namun, ada pula yang mengeluarkannya dari hidrosefalus karena
berdasarkan definisi hidrosefalus merupakan suatu proses yang aktif sedangkan
hidrosefalus ex vacuo terjadi karena proses pasif. Untuk
membedakan NPH dan menyingkirkan hidrosefalus ex vacuo, harus
dilakukan pemeriksaan MRI atau CT scan. Gambaran radiologis dapat membedakan
ventriculo-megali pada NPH dari hydrocephalus ex vacuo pada penyakit
Alzheimer dimana pada yang terakhir terjadi dilatasi peri-hippocampal fissures.
Penatalaksanaan
Terapi medikamentosa
Hidrosefalus dengan progresifitas
rendah dan tanpa obstruksi pada umumnya tidak memerlukan tindakan operasi.
Dapat diberi azetazolamide dengan dosis 25-50mg/kgBB, tetapi hasil jangka
panjangnya mengecewakan.
Operasi
Penatalaksanaan hidrosefalus yang
paling sering dilakukan dan paling efektif adalah dengan pembuatan shunt.
Drainase CSS menggunakan shunt dapat mencegah akumulasi CSS sehingga dapat
mengurangi tekanan intrakranial dan akibatnya mengurangi injuri pada otak.
Shunt yang paling sering dibuat adalah dengan menghubungkannya dengan rongga
peritoneum (Ventriculo-Peritoneal Shunt). Shunt juga dapat dibuat dengan
menghubungkannya dengan atrium kanan jantung (ventriculoatrial shunt),
ventriculopleural shunt, lumboperitoneal shunt dan third ventriculostomy.6,11
Metode Ventriculo-Peritoneal (VP)
shunt merupakan metode yang paling sering dipakai karena memiliki risiko yang
lebih kecil dibandingkan metode shunt yang lainnya. Komplikasi yang terjadi
akibat pembuatan shunt tersebut dapat berupa komplikasi mekanik seperti
obstruksi, diskoneksi, migrasi serta komplikasi infeksi.
Komplikasi
Gangguan
Penglihatan
Occlusi arteri cerebral posterior
sekunder terhadap herniasi
Papilledema kronik merusak optic
disc
Dilatasi ventricle III dengan akibat
kompresi pada chiasma opticum
Disfungsi
kognitif
Perubahan
gaya berjalan
Berhubungan
dengan terapi medis
Ketidakseimbangan
elektrolit
Asidosis
metabolik
Berhubungan
dengan operasi
Tanda dan
gejala peningkatan tekanan intrakranial dapat terjadi akibat obstruksi atau
diskoneksi shunt.
Hematoma
subdural
Infeksi
Komplikasi
VP shunt misalnya peritonitis, hernia inguinalis, perforasi organ abdominal,
asites CSF.
Komplikasi
Ventriculoatrial (VA) shunt misalnya septikemia, embolus, endocarditis, dan
hipertensi pulmonar.
Prognosis
Prognosis pada setiap individu sulit diprediksi. Hal
ini ditentukan oleh kelainan yang menyertai, waktu diagnosis, dan keberhasilan
pengobatan.
Outcome jangka panjang tergantung
pada penyebab hidrosefalus
Lebih dari 50% pasien dengan
perdarahan intraventrikel yang luas berkembang menjadi hidrosefalus permanen
yang membutuhkan shunt.
Lima puluh persen pasien
hidrosefalus yang diberi pengobatan medis berumur lebih dari 1 tahun dengan
vital sign yang stabil, fungsi ginjal yang normal dan tanpa tanda-tanda
peningkatan TIK memiliki prognosis yang lebih baik.
2 komentar:
terima kasih atas infonya..
sangat berguna sekali untuk tugas saya :D
mungkin lin kdi bawah ini juga bisa dijadikan referensi :)
hydrocephalus
sama-sama
terimksh kmbli
Posting Komentar