DEFINISI RADANG
v Radang : Reaksi protektif setempat yang ditimbulkan oleh cidera atau
kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi atau mengurung
(sekuester) baik agen pencidera maupun jaringan yang cidera itu. (Dorland)
v Radang : Rangkaian reaksi yang menyebabkan musnahnya agen yang
membahayakan jaringan atau mencegah agen ini menyebar lebih luas sehingga
mengakibatkan jaringan yang cedera diperbaharui atau di ganti dengan jaringan
baru. (Patologi FKUI)
SEL-SEL RADANG
Sel polimorfonukleus
netrofil (mikrofag): Leukosit polimorfonukleus (netrofil, eosinofil, basofil)
v netrofil: utama untuk fagositosis. Dibantu zat-zat anti, mempererat kontak leukosit
v bakteri. Merupakan pertahanan pertama karena dapat migrasi dengan
segera dan dalam jumlah yang besar. Tidak berdaya pada kuman-kuman tertentu
seperti tuberculosis
v eosinofil: jumlahnya bertambah dalam keadaan alergi, asthma,
hipersensitif terhadap kedatangan parasit terutama cacing. Khemoktasis dan
fagositosis lebih rendah dari netrofil
SEL-SELRADANG
v
Sel fagositik besar berinti
bulat (makrofag)
v Dalam darah: monosit (sebagian juga dari jaringan)
v Dalam jaringan: makrofag, histiosit, sel kuprrer, sel retikuendotel,
sel datia.
v
Sel kupffer: makrofag yang
melapisi sinus-sinus pada hati, daya fagosit sangat besar sehingga darah yang
melalui hati steril
v
Sel retikuendotel: sel yang
melapisi sinus-sinus kelenjar getah bening, sumsum tulang dan limpa
v
Sel datia: sel besar berinti
banyak, perubahan dari makrofag pada keadaan-keadaan tertentu,Beberapa sel
bersatu krn pembelahan inti yang tidak disertai pembelahan protoplasma
v
Limfosit: dapat menghasilkan
gammaglobulin (bag protein dari zat anti), Meningkat pada radang menahun.
v
Sel plasma: tidak terdapat di
dalam darah, membuat gamma globulin yang berfungsi sebagai zat anti.
TANDA DAN GEJALA
v Rubor (kemerahan) : merupakan tanda pertama yang ditemukan di daerah
radang, disebabkan oleh arteriol yang berdilatasi.
v Kalor(panas) : Terjadi bersamaan dengan rubor karena lebih banyak
darah (pada suhu 37oC) dialirkan dari dalam tubuh kepermukaan daerah
yang terkena dibandingkan ke daerah
yang normal.
v Tumor (pembengkakan) : Pembengkakan local yang disebabkan
perpindahan cairan dan sel-sel dari aliran darah kejaringan interstisial.
v Dolor (nyeri) : terjadi karena pembengkakan jaringan yang meradang
sehingga menimbulkan peningkatan tekanan local yang dapat menyebabkan nyeri.
v FungsioLaesa (perubahanfungsi) : bagianyang bengkak, nyeri disertai
sirkulasi yang abnormal dan lingkungan kimiawi local yang abnormal, akhirnya
berfungsi secara abnormal
PENYEBAB RADANG
v Agen Kuman, Parasit, Jamur,dll
v Benda-benda tajam
v Suhu
v Berbagai jenis sinar
v Listrik
v Zat-zat kimia
PATOFISIOLOGI RADANG
v Pembagian radang berdasarkan waktunya:
v
Radang Akut
v
Radang Sub Akut
v
Radang Kronik
v
Pembagian radang berdasarkan
kekhasan etiologinya
v
Radang spesifik / Radang kronik
granulamatosa.Terbentuk jaringan granulasi yang khas/spesifik.
Contoh: Lepra, TBC, Mycotic Infections, Dll.
PROSES TERJADINYA RADANG AKUT
1. Perubahan vascular pada radang akut
Urutan peristiwa yang terjadi adalah sebagai berikut :
v Mula- mulakan terjadi vasokonstriksi yaitu penyempitan pembuluh
darah terutama pembuluh darah kecil (arteriol).
v Kemudain akan terjadi vasodilatasi yang dimulai dari pembuluh
arteriol yang tadinya menyempit lalu diikuti oleh bagian lain pembuluh darah
itu. Akibat dilatesi itu,maka aliran darah akan bertambah sehingga pembuluh
darah itu penuh berisi darah dan tekanan hidrostatiknya meningkat, yang
selanjutnya dapat menyebabkan keluarnya cairan plasma dari pembuluh darah itu.
v Aliran darah menjadi lambat. Karena permeabilitas kapiler juga
bertambah, maka cairan darah dan protein
akan keluar dari pembuluh darah dan mengakibatkan darah menjadi kental.
v Marginasi leukosit.
Berdasarkan
perbedaan intensitas jejas, maka reaksi yang terjasi dapat dikelompokkan
menjadi 3 kelompok yaitu:
v Reaksi yang terjadi segera dan hanya berlangsung sebentar, akibat
jejas ringan dan hanya mengenai pembuluh kapiler.
v Reaksi segera dan menetap, akibat jejas keras dan mengenai semua
pembuluh darah
v Reaksi lambat dan menetap, akibat jejas ringan tetapi terus-menerus
2. Reaksi selular pada radang akut
v
Pada fase awal yaitu 24 jam
pertama, sel yang paling banyak bereaksi ialah sel neutrofil atau leukosit PMN.
Setelah fase awal yang bisa berlangsung selama 48 jam, mulailah sel makrofag
dan sel yang berperan dalam system kekebalan tubuh seperti limfosit dan sel
plasma beraksi. Urutan kejadian yang dialami oleh leukosit adalah sebagai
berikut:
v
Penepian, leukosit bergerak
ketepi pembuluh(margination)
v
Pelekatan, leukosit melekat
pada dinding pembuluh darah(sticking)
v
Diapedesis, leukosit keluar
dari pembuluh darah (emigrasi)
v
Fagositosis, leukosit menelan
bakteri dan debris jaringan
PROSES TERJADINYA PERADANGAN KRONIK
v Dpt terjadi setelah radang akut, baik karena rangsang pencetus yg
terus-menerus ada, maupun karena gangguan penyembuhan.
v Adanya radang akut yg berulang
v Radang kronik yg mulai secara perlahan tanpa didahului radang akut
klasik akibat dari :
v
Infeksi persisten oleh mikroba
interseluler yg mempunyai toksisitas rendah tapi sudah mencetuskan reaksi
imunologik.
v
Kontak dengan bahan yg tdk dpt
hancur ( zat nondegradable) silikosis & asbestosis
pd paru
v
Reaksi imun terhadap jar. tubuh
itu sendiri (autoimun)
RESPON TUBUH
1.
RADANG AKUT
v
Mencerminkan pengaruh mediator
yang bekerja pada pembuluh darah. Setelah trauma mekanik / injuri panas,
perubahan permeabilitas vasa dapat timbul lebih awal dari respons radang akut.
v
Dalam 30-60 menit dari injuri,
granulosit neutrofil muncul. Mula-mula granulosit neutrofil ini tampak
mengelompok sepanjang sel-sel endotel pembuluh darah pada daerah injuri.
Setelah itu, leukosit menyusup keluar pembuluh darah dengan menyelinap keluar
pembuluh darah dengan menyelinap diantara sel-sel endotel.
v
Dalam beberapa menit granulosit
berada ekstravaskuler dan mulai mengelompok di daerah injuri.
v
Bila telah keluar dari pembuluh
darah, neutrofil merupakan garis pertahanan pertama melawan mikroorganisme yang
masuk.
v
Dalam empat sampai lima jam,
jika respons inflamantoris akut berjalan terus, maka sel
v
mononuklear (termasuk monosit
& limfosit) akan muncul pada daerah inflamantoris, setelah keluar dari
pembuluh darah melalui cara yang sama
v
Monosit memperbesar pertahanan
dengan menambahkan fungsi fagosit mereka sendiri ke
v
Daerah injuri, sementara limfosit
membawa kemampuan immunologik untuk berespons terhadap agen asing dengan
fenomen humoral dan seluler spesifik.
2.
RADANG KRONIK
v Bila inflamasi terkontrol, neutrofil tidak dikerahkan lagi dan
berdegenerasi. Selanjutnya dikerahkan sel mononuklear seperti monosit,
makrofag, limfosit dan sel plasma yang memberikan gambaran patologik dari
inflamasi kronik.
v Dalam inflamasi kronik, monosit dan makrofag mempunyai 2 peranan
penting sebagai berikut, :
v
Memakan dan mencerna mikroba
v
Modulasi respon imun dan fungsi
sel T melalui presentasi antigen dan sekresi sitokin
v Bila patogen persisten dalam tubuh, makrofag akan mengalihkan
respons berupa reaksi hipersensitivitas lambat yang melibatkan limfosit penuh.
v Jadi inflamasi akut ini dapat dianggap sebagai titik membaliknya
respons inflamasi ke arah respons monosit-makrofag.
AKIBAT RADANG AKUT DAN KRONIK
v Akibat utama radang adalah perubahan jaringan Bisa berupa
degenerasi, lisis jaringan, dan proliferasi jaringan
v Dipengaruhi antara lain oleh:
v
Faktor2 host
v
Faktor2 penyebab
v Tidak semua jaringan bisa berproliferasi dengan baik
Keuntungan Radang
v Pengenceran toxin.
v Antibodi masuk jaringan ekstravaskular.
v Transportasi obat.
v Pembentukan fibrin.
v Penyaluran nutrien.
v Stimulasi respons imun.
v Lokasi jaringan yang rusak.
v Persiapan untuk pemulihan jaringan.
Kerugian Pada Radang
v
Jaringan normal dirusak.
v
Sembab: epiglotis, rongga.
v
Nyeri: gangguan fungsi.
v
Ruptura organ.
v
Fistula.
v
Reaksi imun kurang tepat.
v
Akibat penyakit:
Glomerulonefritis,arthritis, bronchitis.
v
Fibrosis berlebihan: keloid,
obstruksi usus, steril
PROSES PENYEMBUHANDANPERBAIKAN JARINGAN
Proses
Penyembuhan dan perbaikan jaringan terjadi dalam 4 tahap yaitu
v Resolusi
v Regenerasi
v Perbaikan /Pemulihan dengan Pembentukan Jaringan Ikat
v Penyembuhan Luka
RESOLUSI
Resolusi adalah hasil
penyembuhan ideal & terjadi pada respons radang akut hingga cedera minor
atau cedera dengan nekrosis sel parenkim minimal. Jaringan dipulihkan ke
keadaan sebelum cedera.
Proses resolusi meliputi :
v Pembuluh darah kecil di daerah peradangan kembali ke
v permeabilitas normalnya.
v Aliran cairan yang keluar pembuluh darah berhenti
v Cairan yang sudah dikeluarkan dari pembuluh darah diabsorpsi oleh
limfatik
v Sel-sel eksudat mengalami disintegrasi keluar melalui limfatik atau
benar-benar dihilangkan dari tubuh.
v Namun, apabila jumlah jaringan yang dihancurkan cukup banyak maka
resolusi tidak terjadi.
REGENERISASI
Regenerasi adalah
penggantian sel parenkim yang hilang dengan pembelahan sel parenkim yang
bertahan di sekitarnya. Hasil akhirnya adalah penggantian unsur-unsur yang
hilang dengan jenis sel-sel yang sama.
Faktor-faktor penentu regenerasi :
v kemampuan regenerasi sel yang
terkena cedera. (yaitu kemampuan untuk membelah)
v Jumlah sel viabel yang bertahan
v keberadaan/keutuhan kerangka jaringan ikat yang cedera, atau
keutuhan arsitektur stroma.
PERBAIKAN /PEMULIHAN DENGAN PEMBENTUKAN JARINGAN IKAT
v Pertumbuhan jaringan ikat muda ke arah dalam daerah peradangan
disebut organisasi.Jaringan ikat yang tumbuh itu disebut jaringan granulasi.
v Secara mikroskopik jaringan Granulasi terdiridari pembuluh-pembuluh
darah kecil yang baru terbentuk (angioblas),fibroblas,sisa sel radang (berbagai
jenis leukosit; makrofag, limosit, eosinofil, basofil, & neutrofil) ,
bagian cairan eksudat,& zat dasar jaringan ikat longgar setengah cair.
Fibroblas & angioblas pada jaringan granulasi yang berasal dari fibroblas
& Kapiler di sekelilingnya yang sebelumnya ada.
v Organisasi terjadi jika :
v
banyak sekali jaringan yang
menjadi nekrotik,
v
Eksudat peradangan menetap
& tidak menghilang,
v
Massa darah (hematom) atau
bekuan-bekuan darah tidakcepat menghilang
Bukti organisasi yang paling awal biasanya terjadi beberapa hari
setelah dimulainya eaksi peradangan. Setelah kurang lebih 1 minggu, jaringan
granulasi masih cukup longgar & selular. Pada saatini, fibroblas jaringan
granulasi sedikit demi sedikit mulai menyekresikan prekursor protein kolagen yang larut, saat
ini sedikit demi sedikit akan mengendap sebagai fibril-fibril di dalam ruang
intersisial jaringan granulasi. Setelah beberapa waktu,semakin banyak kolagen
yang tertimbun didalam jaringan granulasi,yang sekarang secara bertahap semakin
matang menjadi jaringan ikat kolagen yang agak padat atau jaringan
parut..Walaupun jaringan parut telah cukup kuat setelah kira-kira 2 minggu,
proses remodeling masih terus berlanjut,serta densitas & kekuatan jaringan
parut ini juga meningkat. Jaringan granulasi,yang pada awalnya cukup selular
& vaskula, lambat laun kurang selular & kurang vaskular serta menjadi
kolagen yang lebih padat.
PENYEMBUHAN LUKA
v
Proses penyembuhan luka yang
mudah dipahami adalah proses penyembuhan pada luka kulit. Proses penyembuhan
luka terbagi menjadi 2 macam yaitu :
- Penyembuhan primer ( healing by first intention)
- Penyembuhan Sekunder ( healing by secondintention )
v
Hari Pertama pasca
bedah.Setelah luka disambung & dijahit,garis insisi segera
v
terisi oleh bekuan darah yang
membentuk kerak yang menutupi luka. Reaksi radang akut terlihat pada tepi luka.
Dan tampak infiltrat polimorfonuklear yang
mencolok.
v
Hari Kedua. Terjadi Reepitelialisasi
permukaan & pembentukan jembatan yang terdiri dari jaringan fibrosa yang
menghubungkan kedua tepi celah subepitel. Keduanya sangat tergantung pada
anyaman fibrin pada bekuan darah., karena ini memberikan kerangka bagi sel
epitel, fibroblas, dan tunas kapiler yang bermigrasi. Jalur-jalur tipis sel
menonjol di bawah permukan kerak, dari tepi epitel menuju ke arah sentral.
Tonjolan ini berhubungan satu sam lain, dengan demikian luka telah tertutup
oleh epitel.
v
Hari Ketiga , Respon radang
akut mulai berkurang, neutrofil digantikan oleh makrofag yang membersihkan tepi
luka dari sel-sel yang rusak dan pecahan fibrin.
v
Hari Kelima ,Celah insisi
biasanya terdiri dari jaringan granulasi yang kaya pembuluh darah dan longgar.
Dapat dilihat adanya serabut-serabut kolagen dimana-mana.
v
Akhir Minggu Pertama ,Luka
telah tertutup oleh epidermis dengan ketebalan yang lebih kurang normal, dan
celah subepitel yang telah terisi jaringan ikat kaya pembuluh darah ini mulai
membentuk serabut-serabut kolagen.
v
Minggu Kedua, Fibroblas&
pembuluh darah berploriferasi terus menerus, dan tampak adanya timbunan
progresif serabut kolagen. Kerangka fibrin sudah lenyap. Jaringan parut masih
tetap berwarna merah cerah sebagai akibat peningkatan vaskularisasai. Luka
belum memiliki daya rentang yang cukup
berarti. Reksi radang hampir seluruhnya hilang.
v
Akhir Minggu Kedua, Struktur
jaringan dasar parut telah mantap. Jaringan parut berwarna lebih muda akibat
tekanan pada pembuluh darah, timbunan kolagen & peningkatan daya rentang
luka.Luka bedah yang sembuh sempurna tidak akan mencapai
v
kembali daya
rentang,ekstensibilitas,& elastisitas
yang dimiliki oleh kulit normal.
DIAGNOSA
(ANAMNESA DAN LABORATORIUM)
v Anamnesa pada radang Ã
sesuai tanda-tanda radang utama.
v Riwayat cedera atau trauma pada pasien.
PEMERIKSAAN LAB
v Pemeriksaan Laboratorium darah
1) Sel darah putih (leukosit)
v
Eosinofil
v
Basofil
v
Neutrofil
2) Limfosit → fungsi imun
3) Laju endap darah →mendeteksi
peradanganB
v Pemeriksaan PA
1)
Makroskopik Melihat dengan mata
telanjang dan meraba. Dilihat ukuran, konsistensi dan warna.
2)
Mikroskopik Menggunakan
mikroskop sinar biasa
3)
SitologiMencari dan menilai
perubahan struktur dari sel.
4)
Mikroskop elektronMelihat
perubahan organel ultrastruktural di dalam sel.
v
Pengiriman Bahan PA
Denganmenggunakanfiksasi
1.
Histopatologi
Cairan fiksasi formalin 10 %
Bahan terendam seluruhnya
2.
Sitologi
Cairan fiksasi alkohol 95 %
Dapat dikirimdalam sediaan apus
3.
FNAB (fine needle Aspiration
Biopsy)/BAJAH
Fiksasikering: sediaan apus dikering diudara terbuka tanpa fiksasi lalu
dibawa
TERAPI RADANG YANG SESUAI DAN MEKANISME TERAPI
TERSEBUT
v
Antibiotika
,Untukmembunuhbakteri.
Farmakokinetik:Mudah
rusak dalam suasana asam, didistribusi luas dalam tubuh, metabolismenya
dilakukan oleh mikroba berdasarkan pengaruh enzim dan diekskresi melalui proses
sekresi ditubuli ginjal.
v
Anti-inflamasi nonsteroid
(AINS) Bersifat analgesik, antipiretik, antiinflamasi. Umumnya efek terapi
maupun efek samping dari obat ini , tergantung dari hambatan biosintesis
Porstaglandin yang berperan pada proses radang (mis:as.Salisilat)
Formakokinetik: pada pemberian oral sebagian
salisilat diabsorbsi dengan cepat dalam bentuk utuh dilambung, sebagian diusus
halus bagian atas. Asam salisilat diabsorbsi cepat dikulit sehat, terutama bila
dipakai sebagai obat gosok atau salep.