Pemeriksaan radiologi pada ginjal

Rabu, 13 Juni 2012


Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan radiologi yang dilakukan untuk mendiagnosa kelainan pada ginjal  antara lain :

Foto Polos Abdomen

Foto polos abdomen merupakan pemeriksaan yang pertama dilakukan bila ada keluhan nyeri abdomen atau nyeri di sekitar area urogenital. Manfaat dari pemeriksaan ini adalah untuk melihat gambaran secara keseluruhan di rongga abdomen dan pelvis.
 Setiap pemeriksaan traktus urinarius sebaiknya dibuat terlebih dahulu foto polos abdomen. Pada foto ini dapat menunjukkan bayangan, besar, bentuk dan posisi kedua ginjal. Dapat pula dilihat kalsifikasi dalam kista dan tumor, batu radioopak dan perkapuran dalam ginjal. Harus diperhatikan batas muskulus psoas kanan dan kiri. Serta  Batu radioopak di daerah ureter dan buli- buli.
Interpretasi terhadap kalsifikasi pada saluran ginjal harus dilakukan dengan hati-hati karena flebolit pada kelenjar mesenterika dan vena pelvis yang berada di atasnya sering disalah artikan sebagai batu ureter. Film yang diambil saat inspirasi dan ekspirasi akan mengubah posisi ginjal dan sering kali dapat mengkonfirmasi bahwa daerah yang mengalami kalsifikasi pada abdomen tersebut adalah batu. 
BOF normal

Foto Polos Abdomen:
-          Distribusi  gas di usus  Normal
-           Kontur Hepar dan lien tidak membesar
-          Kontur ren  D/S Normal
-          Psoas Shadow simetris
-          Tulang  baik
-          Tidak tampak adanya bayangan batu radioopak sepanjang tractus urinarius

Pielografi Intravena (PIV)

Pemeriksaan piolegrafi intravena dilakukan dengan menyuntikkan bahan kontras secara intravena dan dilakukan pengambilan gambar radiologis secara serial yang disesuaikan dengan saat zat kontras mengisi ginjal, berlanjut ke ureter, dan ke kandung kemih. Indikasi pemeriksaan PIV adalah untuk mendeteksi lokasi obstruksi misalnya pada batu ginjal, konfirmasi penyakit ginjal polikistik, atau adanya kelainan anatomis yang tidak terdeteksi oleh teknik pemeriksaan lain. Pemeriksaam PIV memerlukan persiapan yaitu :
a.       2 hari sebelum foto PIV penderita hanya makan bubur kecap
b.      Minum air putih yang banyak
c.       Jam 24.00 WIB minum obat pencahar/laksans untuk membersihkan kolon dari feses yang menutupi daerah ginjal.
d.      Selanjutnya puasa sampai dilakukan foto
e.       Dilarang banyak bicara untuk mengurangi udara (gas) dalam lambung dan usus.
Untuk bayi dan anak diberikan minum yang mengandung karbonat, tujuannya untuk mengembangkan lambung dengan gas. Usus akan berpindah, sehingga bayangan kedua ginjal dapat dilihat melalui lambung yang terisi gas. Sebelum pasien disuntikkan urofin 60% harus dilakukan terlebih dahulu uji kepekaan. Jika pasien alergi terhadap kontras maka pemeriksaan pielografi intravena dibatalkan.
Dosis urografin 60 mg % untuk orang dewasa  adalah 20 ml. Kalau perlu diberikan dosis rangkap yaitu 40 ml. Tujuh menit setelah penyuntikan dibuat film bucky anteroposterior abdomen. Foto berikutnya diulangi pada 15 menit, 30 menit dan 1 jam. Sebaiknya segera setelah pasien disuntik kontras, kedua ureter dibendung, baru dibuat foto 7 menit. Kemudian bendunag dibuka, langsung dibuat foto di mana diharapkan kedua ureter terisi. Dilanjutkan dengan foto 1 dan 2 jam, malahan foto 6, 12 dan 24 jam.
Menurut Meschan, digunakan film bucky antero-posterior abdomen setelah penyuntikan, ulangi pemotretan film antero-porterior abdomen dengan jarak waktu setelah disuntik kontras intravena, masing-masing 4 menit, 8 menit, 25 menit, foto terlambat  jika konsentrasi dan eksresi sangat kurang pada 1-8 jam. Foto terakhir  biasanya film berdiri. Pada pasien hipertensi, film harus dibuat setelah penyuntikan 30 detik sampai 1 menit, dan tiap-tiap menit setelah itu, untuk 5 menit pertama.
 Beberapa ahli menyatakan bahwa PIV masih merupakan pencitraan yang terbaik untuk memberikan gambaran secara vertikal mengenai struktur anatomi dari saluran kemih. Akan tetapi kurang disukai karena adanya risiko alergi terhadap zat kontras.

Syarat-syarat seseorang boleh melakukan IVP yakni,
·         Tidak memiliki riwayat alergi
·         Fungsi ginjalnya baik. Cara untuk mengetahuinya yakni dengan mengukur kadar BUN atau kreatininnya (<2). Karena kontras itu bersifat nefrotoksik dan dikeluarkan lewat ginjal, jadi apabila ginjal rusak atau tidak berfungsi, akan sangat berbahaya bagi pasien.

Indikasi dilakukannya pemeriksaan IVP yakni untuk melihat anatomi dan fungsi dari traktus urinarius yang terdiri dari ginjal, ureter, dan bladder, yang meliputi
·         Kelainan kongenital
·         Radang atau infeksi
·         Massa atau tumor
·         Trauma

Pada pielografi normal akan diperoleh gambaran bentuk ginjal seperti kacang. Kutub ( pool ) atas ginjal kiri setinggi Th.11, bagian bawah, batas bawah setinggi korpus vertebra L3. Ginjal kanan letaknya kira-kira 2 cm lebih rendah daripada yang kiri. Pada pernafasan, kedua ginjal bergerak dan pergerakan ini dapat dilihat dengan fluoroskopi. Arah sumbu ke bawah dan lateral sejajar dengan muskuli psoas kanan dan kiri. Dengan adanya lemak  perirenal, ginjal mendapat lebih jelas terlihat. Hal ini terutama dapat dilihat pada orang gemuk. Pelvis renalis kemudian dilanjutkan dengan kalik mayor, biasanya Dari kalik mayor dilanjutkan dengan kalik minor. Jumlahnya bervariasi antara 6-14. Kedua ureter berjalan lurus dari pelvis renis ke daerah pertengahan sakrum dan berputar ke belakang lateral dalam suatu arkus, turunke bawah dan masuk ke dalam dan depan untuk memasuki trigonum buli- buli.
Tiga tempat penyempitan ureter yang normal, yaitu pada sambungan pelvis dan ureter dengan buli-buli, dan ada persilangan pembuluh darah iliaka.

ivp menit ke 5
 
Pada menit ke-5, organ yang dinilai yaitu perginjalan, yang meliputi nefrogram dan sistem pyelocalices (SPC). Nefrogram yaitu bayangan dari ginjal kanan dan kiri yang terisi kontras. Warnanya semiopaque, jadi putihnya sedang-sedang saja.
Pada menit ke-5, contoh penyakit yang bisa diketahui yaitu penyakit-penyakit yang ada di ren, misalnya pyelonefritis, nefrolitiasis, hidronefrosis, massa/tumor renal, dll.

Menit ke 15
Penilaian ureter:
1)   Jumlah ureter.
     Terkadang, ureter bisa hanya nampak 1 aja, itu mungkin di sebabkan  kontraksi ureter saat pengambilan foto, jadi tidak nampak ketika difoto.
2)   Posisi ureter
3)   Kaliber ureter.
     Maksudnya diameternya, normal < 0.5 cm
4)   Ada tidaknya batu, baik lusen maupun opaque.
     Kemudian nyatakan bentuk, jumlah, ukuran, dan letak batu.
Contoh penyakit pada menit ke 15  diantaranya: hidroureter, ureterolithiasis, ureteritis.
Menit ke 45 : Menilai buli-buli
·         Apakah dinding buli reguler? adakah additional shadow (divertikel) ataupun filling defect (masa tumor) dan indentasi prostat. 
gambaran dinding yang menebal ireguler dicurigai adanya sistitis kronis.
Contoh penyakit pada menit ke 45 yaitu cystitis, pembesaran prostat, massa vesikolithiasis
POST MIKSI
Kita harus menilai apakah setelah pasien berkemih kontras di buli minimal? Seandainya terdapat sisa yang banyak kita dapat mengasumsikan apakah terdapat sumbatan di distal buli ataupun otot kandung kencing yang lemah.Normalnya yaitu sisa 1/3 dari buli-buli penuh

Urografi Retrograde

Indikasi urografi retrograde adalah untuk melihat anatomi traktus urinarius bagian atas dan lesi-lesinya. Hal ini dikerjakan apabila pielografi intravena tidak berhasil menyajikan anatomi dan lesi-lesi traktus urinarius bagian atas. Keistimewaan urografi retrigrad berguna melihat fistel.

Urografi retrograd memerlukan prosedur sistoskopi. Kateter dimasukkan oleh ahli urologi. Kerjasama antara ahli urologi dan radiologi diperlukan karena waktu memasukkan kotras, posisi pasien dapat dipantau(dimonitor) dengan fluoroskopi atau televisi. Udara dalam kateter dikeluarkan, kemudian 25 % bahas kontras yang mengandung iodium disuntikkan dengan dosis 5-10 ml dibawah pengawasan fluoroskopi. Harus dicegah pengisian yang berlebihan karena risiko ekstravasasi ke dalam sinusrenalis atau intravasasi ke dalam kumpulan saluran-saluran (collecting duct). Ekstravasasi kontras dapat menutupi bagian-bagian yang halus dekat papilla. Rutin dibuat proyeksi frontal dan oblik. Kemudian kateter diangkat pada akhir pemeriksaan, lalu dibuat foto polos abdomen. Jika ada obstruksi dibuat lagi foto 15 menit kemudian.
Komplikasi dapat berupa sepsis, perforasi ureter, ekstravasasi bahankontras, reaksi bahan kontras, hematuri dan anuri berhubung dengan edema pada sambungan ureter dan vesika.

Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostik ( pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan alat alat dalam tubuh manusia, diman kita dapat mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi. Tidak ada kontra indikasinya, karena pemeriksaan ini sama sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini, diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai peranan penting untuk meentukan kelainan berbagai organ tubuh.
Ultrasonografi (USG) merupakan pemeriksaan non invasif yang dapat dilakukan secara bed-side dan relatif tidak mahal. Pada ginjal pemeriksaan ini cukup efektif dan akurat dalam mendeteksi adanya abses renal, pyohidronefrosis, atau adanya batu saluran kemih. Selain itu USG juga cukup baik dalam menilai parenkim ginjal, ketebalan korteks ginjal, serta mendeteksi hidronefrosis.
Sonogram ginjal normal :
Ukuran ginjal normal dewasa :  Ginjal kanan : 8 – 14 cm (rata-rata 10,74 cm) , Ginjal kiri : 7 –12 cm (rata-rata 11.10 cm), Diameter antero-posterior 4 cm dan diameter melintang rata-rata 5 cm. Ukuran panjang ginjal normal secara USG lebih kecil bila dibandingkan dengan yang terlihat secara radiografi.
Ginjal normal memperlihatkan sonodensitas kortek yang lebih rendah (hipoekoik) dibandingkan dengan sonodensitas hati,limpa dan sinus renalis. Tebal kortek kira-kira 1/3 – 1/2 sinus renalis dengan batas rata atau bergelombang pada ginjal yang lobulated. Sedangkan sinus renalis yang terletak ditengah ginjal memberikan sonodensitas yang tinggi (hiperekoik) disebabkan karena komposisinya yang terdiri atas lemak dan jaringan parenkim ginjal. Didalam sinus renalis terdapat garis-garis anekoik, yaitu irisan kalises yang bila diikuti akan bergabung pada daerah anekoik besar, yaitu pelvis renals.
usg ginjal normal

Computed tomography Scan (CT-Scan).

Pemeriksaan CT scan pada kasus infeksi saluran kemih bermanfaat untuk mendeteksi adanya pielonefritis akut. Dengan CT scan kontras, pielonefritis akut akan tampak sebagai daerah yang underperfusion. Adapun keunggulan CT adalah memberikan resolusi anatomi yang lebih baik, sehingga membantu untuk kasus sulit. CT scan juga bermanfaat pada kasus abses renal atau pionefrosis. Kekurangan dari CT adalah efek radiasi pada tubuh. Diperkirakan pada orang dewasa pemeriksaan CT abdomen tunggal memberikan efek radiasi setara dengan 500 kali pemeriksaan foto polos toraks.
normal

  Magnetic Resonance Imaging (MRI) .

normal
Pemeriksaan MRI manfaat utamanya pada ginjal adalah untuk mendeteksi adanya massa ginjal. Keuntungan dari pemeriksaan MRI adalah memberikan gambaran multiplanar,  secara jelas memberikan gambaran antara jaringan normal dengan jaringan yang patologis serta tidak ada efek radiasi.

 DAFTAR  PUSTAKA


1.      Rasad Siriraj.2005.RADIOLOGI DIAGNOSTIK Edisi Kedua.Jakarta: Balai Penerbit FKUI

2.      Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi 11. Jakarta: EGC
3.      Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC
4.      Basuki.2011.Dasar- Dasar UROLOGI Edisi III. Jakarta :CV Sagung Seto

5.   Membaca BNO IVP. available http://kioswikan.wordpress.com/tag/ivp. Accessed on1012 june 06

6.      Sukandar, E. 2006. Infeksi   Akut Saluran Kemih Atas (Ginjal) Pielonefritis Akut. Dalam Nefrologi Klinik. Edisi III. Pusat Informasi Ilmiah bagian Penyakit Dalam FK UNPAD/RS dr. Sadikin. Bandung.
7.      Infeksi Traktus Urinarius . Available from http:// www.scribd.com /doc/ 76714126/ spek-radiologi-infeksi-pada-traktus-urinarius. Accessed on 2012 may 30
8.      Hidronefrosis. Available from http:// perawatpskiatri.blogspot.com /2008/ 11/  hidronefrosis. html. Accessed on 2012 may 31
9.      Tuberkulosis Ginjal. Available from  http://www.scribd.com/doc/59213346/58/ Tuberkulosis-ginjal. . Accessed on 2012 may 31













6 komentar:

Anonim mengatakan...

mba, kl boleh tw ni daftar pustakany dari mana y? mksh sblmny

mbak-aya mengatakan...

sudah saya upload daftar pustaka nya. thanks

flo mengatakan...

Mba klo ingin pemeriksaan radiologinya hanya boleh mkn bubur kecap saja? Bagaimana dg mkn buah2an dan obat yg diberikan dokter apa diberhentikan dl ? Mohon infonya segera

mbak-aya mengatakan...

pemeriksaan itu tidak sampai satu bulan kok, jadi saran saya. kalo obat2an itu mmg untuk penyakit yang sangat membutuhkan obat tersebut. obat tetep saya sarankan di minum. untuk buah sementara di stop dulu.

Unknown mengatakan...

Mba..
Kalo ginjal kiri sudah tidak keliatan lahi, dan ginjal kanan sudah 1.8
itu makanan, obat atau hal apa saja yang bolen dilakukan atau tidak boleh dilakukan dok?
thanks sblumnya

Unknown mengatakan...

Mba..
Kalo ginjal kiri sudah tidak keliatan lahi, dan ginjal kanan sudah 1.8
itu makanan, obat atau hal apa saja yang bolen dilakukan atau tidak boleh dilakukan dok?
thanks sblumnya

Posting Komentar